Translate

Sabtu, 14 Juni 2014

Mengambang

Lelah, IYA LELAH dengan semua kata dan pengertian munafik ini. Muak sudah ku melihat kenyataan. Rasa-rasa nya aku lebih memilih kebohongan dari kebenaran yang ada. Terlalu sakit aku melihat kenyataan dan realitas. Lari dari kehidupan berarti berkata selamat datang kepada kematian, terlalu sakit untuk hidup terlalu takut untuk mati, mengambang. Kata yang tepat untuk melukiskan keadaan. Mengambang antara bertahan hidup dan menderita, mengambang antara teman dan cinta, mengambang pula antara sedih dan bahagia, mengambang antara bersyukur dan mengeluh. Semua serba di tengah-tengah. Aku tak tahu mulai kapan perasaan ini muncul. Mungkin sejak kita tahu bahwa sesungguhnya matahari terbit dari barat ke timur, namun karena perputaran di bumi ini membuat seakan-akan sang pangeran terbit dari timur ke barat. Mungkin semenjak para pejabat mulai suka menggerogoti harta rakyat atau mungkin semenjak pemerintah demokrasi sudah seperti dinasti kekeluargaan. Entahlah, yang aku tahu pasti aku sudah lelah.

Kapan aku bisa menikmati waktu bebas? Aku memang bukan tawanan tapi aku juga bukan orang bebas. Mengambang. Kapan aku bisa melihat ibu ku bahagia? Iya dia masih hidup dengan sehat tapi dia juga masih penuh tangis. Kapan aku bisa berguna? Aku bukan sampah pemerintah tapi juga bukan yang sangat membantu negara. Mengambang. Kapan aku dicintai? Aku tidak patah tapi juga tidak kesepian. Mengambang. Ingin rasanya aku menjatuhkan diri ke laut, membiarkan air laut menggerus ku, membiarkan panas nya sinar matahari membakar ku, membiarkan diri ku menjadi makanan makhluk laut toh aku juga sudah tidak bisa merasakan apa-apa, lagi-lagi aku takut dengan kematian itu sendiri. Takut jikalau harus bertemu dengan penghuni neraka yang menganggap ku mengambang dan harus di hukum di dalam bara api.

Oh, Ibu mengapa Kau harus lahirkan aku jika hidup ku ini tidak bisa membuat mu bahagia.Ibu selalu tersenyum dengan segala pekerjaan mengambang ku, tidak bagus juga tidak buruk. Ibu, kenapa Engkau begitu baik kepada aku yang mengambang ini, tidak kah engkau menyesal telah mengandung dan melahirkan ku? Maaf kan aku yang mengambang ini yang belum bisa menghentikan tangis mu.

Oh dunia, tidak cukup kah segala penat yang telah kau berikan kepada ku dan ibu ku? Aku tidak mau berhenti berjuang, tapi kadang segala tekanan membuat ku tidak di atas maupun di bawah. Mengambang. Kadang yang salah semakin benar, yang benar semakin menderita. Apakah hukum alam juga mengalami pergeseran dan ikut mengambang?

Ah ya, biarlah sudah tangis yang tak jatuh dan senyum yang tak tersungging ini menghiasi wajah ku agar semakin mengambang wajah, nasib dan hidup ku. Berharap saja kepada tali Nelayan untuk membebaskan aku dari keadaan mengambang ini. Aku sudah berjuang keras dan biarlah yang dari permukaan sana yang menilai apakah aku layak lepas dari keadaan mengambang ini.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © Nyotoo | Theme by BloggerThemes & frostpress | Sponsored by BB Blogging