Translate

Senin, 18 Januari 2016

Review : Rindu (Novel)


Judul Buku : Rindu
Penulis : Tere Liye
Penerbit : Republika
Editor /Penyelaras Kata : Andriyati 
Desain cover : EMTE
Layout isi : Alfian
Tanggal Terbit : November 2015 (cetakan XXII)
Harga : 69.000 
Tebal : 544 halaman

"Apalah arti memiliki, ketika diri kami sendiri bukanlah milik kami?"
"Apalah arti kehilangan, ketika kami sebenarnya menemukan banyak saat kehilangan, dan sebaliknya, kehilangan banyak pula saat menemukan?"

Rindu merupakan salah satu buku best seller Tere Liye yang sudah naik cetak ke 22. Buku yang mendapat penghargaan sebagai Buku Islam Terbaik (Kategori Fiksi Dewasa 2015). Novel dengan latar belakang tahun 1938 dimana saat itu Indonesia belum merdeka  menceritakan tentang perjalanan hidup di sebuah kapal Belanda (Blitar Holland) menuju Tanah Suci

Andipati : Seorang pribumi yang berhasil lulus dari universitas favorit di Belanda telah menjadi pengusaha sukses, dengan keluarga yang harmonis tidak membuat hidupnya sempurna. Ada sisi gelap hidup Andipati yang masih terbawa, tentang kebencian kepada Ayahnya. 

Ambo : Seorang pelaut bugis yang mati dan hidup nya hanya untuk laut, terjebak dalam situasi patah hati yang mendalam karena ditinggal kekasih hatinya yang akan di jodohkan. Dia pun melarikan diri dan bergabung dengan Blitar Holand untuk pergi sejauh mungkin. Dia pun membawa pertanyaan , bagaimana mengatasi semua ini 

Upe: Seorang keturunan China yang memeluk agama muslim. Dia salah satu penumpang di Blitar Holland sekaligus guru mengaji untuk anak-anak. Di balik lafalan indah merdu nya, ternyata dia membawa kisah yang kelam dan terus membayangi. 

Mbah Kakung: Seorang kakek dengan pendengaran yang terbatas memiliki seorang istri mbah putri (begitu orang-orang di kapal menyebut mereka) menjadi penumpang paling tua di kapal tersebut. Di tengah perjalanan ke tanah suci, Mbah Putri meninggal . Mengapa harus sekarang ? 

Gurutta : Seorang ulama terkenal, keturunan dari Sultan Hassanudin menjadi pelengkap pertanyaan kelima tentang arti perjuangan, harga dari kemerdekaan. 

Kelima pertanyaan ini kemudian bersinergi menjadi satu cerita di sebuah perjalanan menuju tanah Suci, Dimana banyak kejadian mulai Ambo yang hampir mati, Anna (bungsu Andipati) yang menghilang saat ada pemberontakan di Surabaya. Adanya penyerangan terhadap Andipati, Kisah gelap Upe yang menjadi wanita penghibur. Kematian Eyang Putri serta pertanyaan dari seorang Ulama yang bahkan ketika dia bisa menjawab berbagai pertanyaan dari orang lain, dia malah terjebak dalam teka-teki nya sendiri. 

Novel ini membuat saya sampai tidak tidur. Sangat seru dan tidak tertebak. Semua moral yang selalu Tere Liye bawakan terangkum sangat pas dan puitis di novel ini. Tema besar dari Rindu serupa dengan Rembulan Tenggelam di Wajahmu yang menjawab tentang pertanyaan hidup. Menjawab tentang artinya memaafkan, merelakan, kemerdekaan, perjuangan dan mau menerima diri kita apa adanya. Tere Liye telah membawa moralitas dari Islam ke tingkat yang baru. Sangat menginspirasi dan universal sehingga awam pun bisa mengerti dan menghayati setiap kisah yang ada. 

 Edisi buku yang saya beli ternyata ada cacat dalam produksi di mana hal 449 - 480 halaman terbalik dan acak. Selain itu menurut saya sinopsis di belakang buku juga kurang menarik akan lebih menarik jika mengambil salah satu kasus yang ada di novel serta pertanyaan nya. Oleh karena judulnya Rindu dan sinopsis yang menanyakan tentang hakikat cinta, awam akan menyangka ini novel roman picisan dan ini bisa mematikan image novel. 

Cover dari novel ini cukup menarik, plot yang digunakan oleh Tere Liye juga alur maju hanya ada sedikita flashback sebagai media karakter bercerita tentang masa lalu. Walau plot yang ada sederhana tetapi jalan ceritanya sangat menarik dan tidak tertebak. Karakter yang di hidupkan oleh Tere Liye juga melekat dengan kuat 

Rating : 5/5! sangat di rekomendasikan 

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © Nyotoo | Theme by BloggerThemes & frostpress | Sponsored by BB Blogging